PERIBAHASA #A
PERIBAHASA DENGAN KATA “ABU”
_________________________________________________________
#1. Berdiang di abu dingin.
Artinya: Minta pertolongan kepada orang yang miskin/menderita.
#2. Kalah jadi abu, menang jadi arang.
Artinya: Menang atau kalah dalam suatu perselisihan pasti merugi.
#3. Mengabui mata orang.
Artinya: Menipu orang lain.
#4. Seperti abu di atas angin.
Artinya: Menggantung diri kepada orang yang berkuasa.
#5. Sudah jadi abu arang.
Artinya: Telah rusak sama sekali.
#6. Terpegang di abu hangat.
Artinya: Kecewa karena baru mulai sudah mendapat kecelakaan.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ADA”
_______________________________________________________________
#7. Ada udang di balik batu.
Artinya: Mempunyai maksud tersembunyi yang tidak ditampakkan.
#8. Ada air ada ikan.
Artinya: Dimana kita tinggal di situlah kita mendapatkan rezeki.
#9. Asal ada kecilpun pada.
Artinya: Kalaupun tak mendapat rezeki yang besar, yang kecilpun mencukupi pula.
#10. Waktu ada jangan dimakan, bila tiada boleh dimakan.
Artinya: Berhemat-hematlah.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ADAT”
______________________________________________________________
#11. Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung.
Artinya: Tiap-tiap pekerjaan itu ada aturannya.
#12. Adat gunung tempatan kabut.
Artinya: Orang pandai tempat bertanya. Orang kaya tempat meminta.
#13. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan garam.
Artinya: Menanggung sesuatu yang tak dapat dielakan lagi.
#14. Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat.
Artinya: Segala pekerjaan yang berhubungan dengan perayaan hendaknya mengikuti
adat dan syarak.
#15. Adat diisi, adat dituang.
Artinya: Hendaknya melakukan sesuatu kita harus mengikuti adat masyarakat
setempat.
#16. Sudah memakai adat.
Artinya: Sudah beristri.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “ADU”
_______________________________________________________________
#17. Mengadu ujung penjahit.
Artinya: Menguji kecerdasan masing-masing.
PERIBAHASA DENGAN KATA “AIR”
ِ _______________________________________________________________
#18. Air beriak tanda tak dalam.
Artinya: Orang yang selalu membangga-banggakan dirinya pintar sesungguhnya
ia bodoh.
#19. Air besar batu bersibak.
Artinya: Persaudaraan akan cerai-berai apabila timbul perselisihan.
#20. Air jernih ikannya jinak.
Artinya: Suatu negeri yang teratur, aman sentosa, penduduknya halus budi bahasanya,
terutama kaum perempuannya.
#21. Air dari cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga.
Artinya: Tabiat anak itu biasanya mengikuti tabiat orang tuanya.
#22. Air ada pasang ada surut.
Artinya: Nasib seseorang tidak tetap. Ada kalanya untung adakalanya rugi.
#23. Air dicencang tiada putus.
Artinya: Keluarga tak akan bercerai karena perselisihan saja.
#24. Air mata jatuh ke perut.
Artinya: Bersusah hati namun tak terlihat oleh orang lain.
#25. Air tenang menghanyutkan.
Artinya: Orang pendiam biasanya banyak ilmunya.
#26. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam.
Artinya: Karena susahnya makan tak enak, minumpun tak terteguk.
#27. Air tenang jangan disangka tidak berbahaya.
Artinya: Orang pendiam jangan disangka tak berani.
#28. Air orang disauk, ranting orang dipatah.
Artinya: Hendaknya kita mengikuti adat istiadat negeri yang kita tempati.
#29. Air yang dingin juga dapat memadamkan api.
Artinya: Kata-kata yang lembah lembut juga dapat memadamkan hati yang marah.
#30. Bagai air di daun talas.
Artinya: Orang yang tidak tetap pendiriannya.
#31. Bagai air dengan minyak.
Artinya: Orang yang selalu berselisih.
#32. Bagai membandarkan air ke bukit.
Artinya: Mengerjakan sesuatu yang sangat sukar dan tidak mungkin berhasil.
#33. Bagai air titik ke batu.
Artinya: Nasihat yang baik sukar masuk kepada orang yang bodoh.
#34. Bagai kambing dihalau ke air.
Artinya: Seseorang yang segan mengerjakan suatu pekerjaan.
#35. Bakarlah air ambil abunya.
Artinya: Mengerjakan sesuatu yang mustahil.
#36. Bermain air basah, bermain api letup.
Artinya: Segala perbuatan yang kurang baik pasti kita menanggung akibat yang tidak
baik pula.
#37. Berkering air liur.
Artinya: Tiada gunanya kita menasehati seseorang karena tiada diturut.
#38. Bukan muara yang ditimbanya, sudah disauk dari hulunya.
Artinya: Kabar yang berasal dari sumber pertama dan dapat dipercaya.
#39. Dimandikan dengan air segeluk.
Artinya: Diberi pertolongan yang tiada mencukupi.
#40. Hendak air pancuran terbit, hendak ulam pucuk menjulai.
Artinya: Seseorang yang selalu beruntung, apa yang diinginkannya terkabul.
#41. Menjilat air liur.
Artinya: Sesudah dicela, dipuji kembali.
#42. Mencari jejak dalam air.
Artinya: Mengerjakan suatu pekerjaan yang tiada mungkin berhasil.
#43. Mengairi sawah orang.
Artinya: Melakukan pekerjaan yang menguntungkan orang lain.
#44. Membasuh muka dengan air liur.
Artinya: Maksud hati memperbaiki kesalahan, malah memperbesar kesalahan.
#45. Menepuk air di dulang, terpecik muka sendiri.
Artinya: Barang siapa menceritakan aib keluarga, ia sendiri mendapat malu
karenanya.
#46. Menunggang air ke laut.
Artinya: Menolong seseorang yang sama sekali tak membutuhkan pertolongan.
#47. Membuang air yang keruh, mengambil air yang jernih.
Artinya: Memulai penghidupan yang baru yang lebih baik dari pada penghidupan semula.
#48. Orang yang haus diberi air, orang lapar diberi makan.
Artinya: Orang yang mengharapkan pertolongan tiba-tiba mendapat pertolongan.
#49. Pandai berminyak air.
Artinya: Orang yang suka mengambil muka.
#50. Rasan air ke air, rasan minyak ke minyak.
Artinya: Masing-masing orang mencari golongan/bangsanya sendiri.
#51. Sumur digali air terbit.
Artinya: Rezeki yang didapat lebih dari pada orang yang dikehendaki.
#52. Sekali air digedang, sekali tepian beranjak.
Artinya: Bila suatu negeri ganti pemimpinnya, berganti pula peraturannya.
#53. Selama air hilir, selama gagak hitam.
Artinya: Selama-lamanya diingat.
#54. Seperti air pembasuh kaki/tangan.
Artinya: Mendapat hadiah berupa barang murah untuk dipakai sehari-hari.
#55. Seperti air dalam kolam.
Artinya: Orang yang amat tenang.
#56. Tak air talang dipancung.
Artinya: Untuk mencapai suatu maksud janganlah jemu melakukan segala daya upaya.
#57. Tambah air tambah sagu.
Artinya: Bertambah kerja, bertambah pula upahnya.
#58. Tiada membesarkan air.
Artinya: Tidak dapat menolong keluarga yang dalam kesukaran.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “AYUN”
_______________________________________________________________
#59. Belum diayun sudah bertarung.
Artinya: Baru mengerjakan pekerjaan sudah mendapat halangan, alamat tak baik.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “AKAL”
_______________________________________________________________
#60. Akal akar berpulau tak patah.
Artinya: Orang yang pandai tak habis akalnya meskipun ia dalam kesusahan.
#61. Lubuk akal tepian ilmu.
Artinya: Orang pandai tempat bertanya segala hal.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “AKAR”
_______________________________________________________________
#62. Kalau pandai mencecang akar, mati lalu ke pucuknya.
Artinya: Kalau kepalanya sudah tunduk, pengikutnya/anak buahnya akan menyerah
pula.
#63. Mencabut harus dengan akarnya.
Artinya: Membasmi kejahatan sampai habis.
#64. Jika tidak ada rotan, akarpun berguna.
Artinya: Bila tidak barang yang baik, yang burukpun berguna pula.
#65. Sudah berurat akar.
Artinya: Sesuatu sukar diubah.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ALAH”
_______________________________________________________________
#66. Alah membeli menang memakai.
Artinya: Mahal sedikit barang tak apa, asal baik dan tahan dipakai.
#67. Alah bisa karena biasa.
Artinya: Pekerjaan itu sekalipun sukar, tetapi kalau dikerjakan sungguh pasti dapat.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “ALAS”
_______________________________________________________________
#68. Di alas bagai memengat.
Artinya: Kalau berkata pikirlah dahulu baik buruknya agar tak dicela oleh orang lain.
#69. Menjadi alas kubur.
Artinya: Kita yang menanggung semua kejelekannya.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “ALU”
______________________________________________________________
#70. Bagai guna-guna alu, sesudah menumbuk dicampakkan,
Artinya: Jika sudah tidak berguna biasanya dibuang begitu aja.
#71. Bak alu pencukil duri.
Artinya: Mengerjakan sesuatu pekerjaan yang sia-sia hasilnya.
PERIBAHASA DENGAN KATA “AMPANG”
__________________________________________________________
#72. Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit.
Artinya: Persaudaraan yang telah putus karena persengketaan dan tak mungkin dapat
baik kembali.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “AMPAS”
_________________________________________________________
#73. Ambil sarinya, buang ampasnya.
Artinya: Kerjakan perbuatan yang baik, buanglah pekerjaan yang jelek, yang
merugikan orang lain.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ANAK”
__________________________________________________________
#74. Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusukan.
Artinya: Membereskan perkara orang lain, sedang urusannya sendiri dilupakan.
#75. Anak sebatang kara.
Artinya: Anak yang tak mempunyai sanak saudara.
#76. Anak seorang penaka tidak.
Artinya: Anak yang tidak punya sanak saudara.
#77. Anak cantik, menantu molek.
Artinya: Seseorang yang sedang dalam kebahagiaan atau mendapatkan keuntungan
yang sangat banyak.
#78. Beranak tiada berbidan.
Artinya: Seseorang yang kesusahan karena perbuatannya sendiri.
#79. Kasihkan anak tangan-tangankan, kasihkan bini tinggal-tinggalkan.
Artinya: Jika kita sayang akan anak harus kita marahi jika ia bersalah.
#80. Kecil-kecil anak, kalau besar menjadi onak.
Artinya: Waktu masih kecil membuat hati senang, kalau sudah besar membuat
kesusahan bagi kedua orang tuanya.
#81. Rusak anak oleh menantu.
Artinya: Orang yang kita kasihi merusak harta benda yang kita berikan kepadanya.
#82. Pandang anak pandang menantu.
Artinya: Mencari menantu harus sepadan.
ِ
PERIBAHASA DENGAN KATA “ANJING”
__________________________________________________________
#83. Bagai anjing menyalak di ekor gajah.
Artinya: Si lemah hendak melawan orang berkuasa, tentu saja kalah.
#84. Anjing mengulangi bangkai.
Artinya: Mengulangi perbuatan yang tak patut.
#85. Angin ditepuk menjungkit ekor.
Orang yang tiada berbudi bila dihormati sombong.
#86. Anjing galak, babi berani.
Sama-sama berani.
#87. Anjing itu meski dirantai dengan rantai emas sekalipun, niscaya berulang
ulang juga ke tempat najis.
Orang yang bertabiat jahat, sekalipun dinasehati atau disenangkan tak akan berubah
kelakuannya.
#88. Bagai anjing beranak enam.
Sangat kurus tubuhnya.
#89. Bagai anjing tersepit pagar.
Orang yang tidak pernah tahu membalas budi orang yang menolongnya, malahan
membuat sakit hatinya.
#90. Seperti anjing beroleh bangkai.
Seorang yang rakus dengan mudah mendapatkan suatu benda.
#91. Seperti anjing berebut tulang.
Orang yang tamak dalam perebutan mencari rezeki.
#92. Seperti anjing bercawat ekor.
Orang yang pergi karena malu.
#93. Seperti anjing dengan kucing.
Tidak pernah rukun.
#94. Seperti anjing kepala busuk.
Orang yang dikenal jahat, kemanapun ia pergi dan dimanapu ia berada pasti akan
selalu dihinakan orang.
#95. Seperti anjing terpanggang ekor.
Mendapat kesusahan yang teramat sangat sehingga tidak karuan tingkahnya.
#96. Seperti disalah anjing bertuah.
Tidak dapat ditangguhkan/ditunda lagi.
ANJUNG
______________________________________________________________
#97. Sudah dianjung, diantakan (dihempaskan)
Sudah diangkat dihina pula.
ANTAH
_______________________________________________________________
#98. Antah berkumpul dengan antah, beras bersama beras.
Setiap orang selalu mencari orang yang sederajat.
#99. Dipilih antah satu-satu.
Dipilih atau diperiksa dengan seksama.
#100. Tidak tahu antah terkunyah.
Tidak merasa melakukan sesuatu yang tidak patut.
#101. Tiada berpisah antah dan beras.
Tiada tentu lawan atau kawan.
#102. Disisih sebagai antah.
Tidak boleh ikut campur.
ANTAN
______________________________________________________________
#103. Antan patah lesung hilang.
Tertimpa berbagai musibah atau kemalangan.
#104. Seperti antan pencungkil duri.
Melakukan hal yang sia-sia.
#105. Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar.
Tidak diperlakukan sebagaimana mestinya.
#106. Dekat tak tercapai, jauh tak antara.
Sesuatu yang dekat tetapi tidak bisa diambil karena tiada upaya.
ASAP
______________________________________________________________
#107. Bagai api dengan asap.
Persahabatan yang sangat erat.
#108. Bersuluh menjumput api.
Bertanya sesuatu yang sudah diketahui.
#109. Kalau tak api masakan ada asap.
Perbuatan asap akhirnya tersiar juga.
#110. Meletakan api di bubungan.
Sengaja mencari bahaya.
#111. Seperti api dalam sekam.
Hal-hal yang tidak baik yang tidak tampak.
#112. Seperti api makan lalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi.
Orang yang lemah tidak berdaya menolak bencana yang menimpanya.
APUNG
______________________________________________________________
#113. Terapung sama hanyut, terendam sama basah.
Sehidup semati, senasib sepenanggungan.
#114. Terapung tak hanyut, terendam tak basah.
Belum tentu kesudahannya.
ARA
_____________________________________________________________
#115. Menantikan ara tak bergetah.
Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terpenuhi.
#116. Searah bertukar jalan.
Sama maksudtnya tetapi berlainan cara mencapainya.
#117. Berarak tidak berlari.
Melakukan sesuatu sebagaimana mestinya.
PERIBAHASA DENGAN KATA ” ARANG”
_____________________________________________________________
#118. Menghapus arang di muka.
Menghilangkan malu.
#119. Tercoreng arang di dahi.
Mendapat malu.
#120. Terpijak arang hitam tampak.
Orang yang berbuat jahat pasti akan mendapat halangan.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ASAL”
______________________________________________________________
#121. Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan.
Tabit orang yang tidak akan berubah.
#122. Usul menunjukan asal.
Kelakuan (budi bahasa) orang menunjukan asal keturunannya.
PERIBAHASA DENGAN KATA “ASAM”
_______________________________________________________________
#123. Garam di laut asam digunung, bertemu dalam belanga.
Laki-laki dan perempuan kalau sudah jodoh bertemu juga.
#124. Kelihatan asam kelatnya.
Kelihatan sifat-sifatnya yang kurang baik.
#125. Sudah seasam segaramnya.
Sudah tidak ada celanya (tentang pekerjaan, perbuatan)
#126. Tahu asam garamnya.
Tahu seluk beluknya (baik buruknya)
PERIBAHASA DENGAN KATA “ASAP”
_______________________________________________________________
#127. Belum dipanjat asap kemenyan.
Belum kawin.
#128. Dari asa nasi saja.
Mengakukan milik (kepunyaan orang lain).
#129. Menggantang asap, mengukir langit.
Melakukan perbuatan sia-sia atau berangan-angan yang hampa belaka.
ASING
_______________________________________________________________
#130. Asing lubuk, asing ikannya.
Lain daerah, lain adatnya.
#131. Asing maksud, asing sampai.
Tidak sesuai dengan yang diharapkan.
#132. Atap rumbia perabung upih.
Barang yang baik bercampur dengan barang yang buruk.
#133. Aur ditanam, betung tumbuh.
Mendapat untung (laba) yang banyak.
#134. Seperti aur dengan rebung.
Sangat karib tentang persahabatannya.
#135. Seperti aur dengan tebing.
Saling menolong, tunjang menunjang.
#136. Awak yang payah membelah ruyung, orang lain mendapat sagunya.
Kita yang bersusah payang, orang lain yang mendapat keuntungan.
#137. Awak yang tiada pandai menari, dikatakan lantai berjungkat.
Untuk menutupi kesalahannya, dicari alasan pada orang lain.
PERIBAHASA DENGAN KATA “AYAM”
_______________________________________________________________
#138. Ayam bertelur di atas padi.
Hidup dalam kesenangan dan kemewahan.
#139. Ayam bertelur di padi mati kelaparan.
Selalu kekurangan meskipun berpenghasilan besar.
#140. Ayam berkokok, hari siang.
Sudah ada tanda yang pasti.
#141. Ayam ditambat disambar elang.
Malang sekali, bernasib buruk.
#142. Ayam beroga itu kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun,
ke hutan juga perginya.
Betapapun senangnya dan bahagianya di perantauan, negeri asal kita tak
mudah dilupakan.
#143. Ayam hitam terbang malam, hingga ke rimba dalam, bertali ijuk
bertambang tanduk.
Sukar ketahuan (tentang perkara atau sebagainya).
#144. Ayam itik raja pada tempatnya.
Setiap orang berkuasa di lingkungan atau tempatnya.
#145. Ayam putih terbang siang, hinggap di kayu merasi, bertali benang
bertambah tulang.
Mudah ketahuan.
#146. Bagai ayam dimakan tungau.
Tidak sehat badannya, lagi kurus dan pucat wajahnya.
#147. Menerka ayam di dalam telur.
Menentukan sesuatu yang mustahil ditentukan.
#148. Seperti anak ayam kehilangan induk.
Menderita kesusahan karena kehilangan pemimpinnya.
#149. Seperti musang berbulu ayam.
Pura-pura berbuat baik untuk menyembunyikan kesalahannya.
Dari Wahyu Santosa Di SMK HKTI 2 Purwareja Klampok